Minggu, 30 Desember 2012

Gedung Marabunta


Kota Semarang mempunyai bangunan-bangunan peninggalan kolonial Belanda yang luar biasa indah dibagian Kota Lama. Di dalam Kota Lama terdapat gedung-gedung tua yang bisa dijadikan objek wisata. Gedung tua itu bisa dijadikan tempat berfoto dan mengenang masa lalu. Banyak bangunan disana namun ada satu bangunan menarik yang mempunyai patung semut besar diatasnya. Gedung tua tersebut mempunyai nama yaitu Marabunta atau dikenal juga sebagai Little Nederland. 



Gedung Marabunta ini dibangun sekitar tahun 1854. Gedung Marabunta yang memiliki lengkung busur dan kolom langsing dengan sistem dinding menyangga dan dipasang bata rollag di atas pintu dan jendela. Dul, Gedung Marabunta bernama Schouwburg, yang dalam Bahasa Belanda berarti Teater, dan tidak ada patung semut di atasnya. Nama Marabunta dilekatkan menjadi nama gedung ini dan patung semut ditambahkan di atapnya dengan maksud tertentu.  Seperti yang dikatakan oleh Pak Rus, penjaga gedung  Marabunta ini, “Marabunta” memili arti sekelompok besar semut merah yang bermigrasi mengangkut makanan mereka. Gedung ini dijadikan simbol atas sifat semut yang suka bekerjasama, saling bahu-membahu untuk mencapai tujuan.

Pak Rus menunjukkan bagian paling istimewa dari Gedung Marabunta, yaitu langit-langit yang (katanya) merupakan lambung kapal yang dibalik. Langit-langit dan tiang-tiang penyangga ini dipertahankan seperti bentuk aslinya. Di bagian langit-langit, terdapat beberapa kipas angin bergaya kuno, sehingga suasana ja-dul semakin terasa kental.  Tak hanya langit-langit yang terbuat kayu, lantai aula pun terbuat dari kayu. Sebenarnya lantai gedung yang asli terbuat dari marmer, namun ketika proses replikasi, lantai ini sengaja dibuat dari kayu, agar serasi dengan langit-langit bangunan. Saya merasakan sendiri, memasuki aula ini seperti memasuki lorong waktu, seolah kita diajak kembali ke awal abad 20, ketika gedung ini masih berfungsi sebagai gedung pertunjukan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar