Selasa, 15 Januari 2013

Jurnalistik Online: Pembuatan Gorong-gorong di depan Pasar JoharMel...

Jurnalistik Online: Pembuatan Gorong-gorong di depan Pasar Johar


Mel...
: Pembuatan Gorong-gorong di depan Pasar Johar Melihat kemacetan yang ada di daerah Pasar Johar ternyata terdapat proyek pembuatan...

Jurnalistik Online: Penjual terompet di Tembalang

Jurnalistik Online: Penjual terompet di Tembalang: Memasuki akhir tahun tentu banyak bermunculan penjual terompet dipinggir jalan sekitar kita. Ya, Tahun baru selalu identik dengan kata te...

Jurnalistik Online: Nomaden Market (Pasar Nomaden)

Jurnalistik Online: Nomaden Market (Pasar Nomaden): Sebuah pasar biasanya berisi dengan berbagai macam sembako, sayur mayur, dan daging untuk dijual dan berada pada tempat yang tetap atau ...

Jurnalistik Online: Gedung Marabunta

Jurnalistik Online: Gedung Marabunta: Kota Semarang mempunyai bangunan-bangunan peninggalan kolonial Belanda yang luar biasa indah dibagian Kota Lama. Di dalam Kota Lama terda...

Eksotisme Goa Pindul

Jurnalistik Online: Eksotisme Goa Pindul: Objek wisata alam yang masih baru terdapat didaerah Wonosari Yogyakarta. Sudah sekitar 2 tahun ini objek wisata yang disebut dengan Goa ...

Minggu, 30 Desember 2012

Eksotisme Goa Pindul


Objek wisata alam yang masih baru terdapat didaerah Wonosari Yogyakarta. Sudah sekitar 2 tahun ini objek wisata yang disebut dengan Goa Pindul telah dibuka dan menjadi bahan pembicaraan khalayak ramai. Para wisatawan domestik dari berbagai daerah berbondong-bondong datang ke objek wisata Goa Pindul. Mengingat objek wisata ini masih baru maka papan penunjuk jalan sangat minim dan membuat para pengunjung menjadi bingung. Akses jalan menuju Goa Pindul sempit, ini diperparah dengan tidak adanya penunjuk jalan yang jelas. Masyarakat didaerah sekitar lalu mengambil peluang tersebut dengan menjadi Guide penunjuk jalan untuk sampai ke Goa Pindul. Disepanjang jalan banyak anak muda menawarkan jasa Guide penunjuk jalan dengan membentangkan tulisan “Goa Pindul Gratis”. Maksud dari tulisan tersebut adalah mereka siap mengantar para wisatawan yang tidak tahu jalan menuju Goa Pindul. Promosi ini sangat berguna dengan cara “menjemput bola” agar wisatawan banyak berkunjung. Setelah sampai ke tempat tujuan ternyata para pengunjung berhenti di sebuah desa seperti biasanya. Terdapat sebuah rumah yang menjadi loket masuk untuk mencoba berbagai macam permainan yang ditawarkan antara lain: menyusuri Goa Pindul, arung jeram, Off Road di hutan dll. Harga yang ditawarkan bervariasi dari mulai 30 ribu sampai 70 ribu untuk satu orang pengunjung. Goa Pindul adalah objek wisata alam yang berupa aliran sungai yang membelah sebuah Goa di sungai Oyo. Goa tersebut terdapat dibawah sebuah bukit purba yang mengalir air sungai dibawahnya. Didalam Goa terdapat 2 stalaktit dan stalakmit vertikal terbesar ke 4 di seluruh dunia, dinding batu kristal, Lubang pertapaan, Air awet muda, dan lubang Goa diatas yang bisa disinari sinar matahari langsung dan sangat mengagumkan.






Cara menyusuri Goa menggunakan ban dalam bekas yang besar dan pengunjung naik diatasnya. Cara tersebut dinilai aman karena pengunjung merasa tidur terlentang diatas sungai dengan naik diatas ban dalam bekas. Selain itu pengunjung harus menggunakan jaket pelampung yang sudah disediakan. Didalam setiap rombongan ada 1 orang Guide yang menuntun perjalanan dan menerangkan secara detail apa saja yang ada di dalam Goa Pindul. Selain menyusuri Goa Pindul pengunjung dapat bermain arung jeram di aliran sungai yang deras. Cara menyusuri tetap sama dengan cara menaiki ban dalam dan jaket pelampung. Permainan ini sangat seru dan menyenangkan, ditengah perjalanan terdapat air terjun dan jembatan yang bisa dipergunakan arena permainan. Pengunjung bisa menaiki jembatan kayu dan bisa melompat dari ketinggian 10 meter ke dalam sungai. Permainan ini membuat adrenalin terpacu, namun tenang saja para Guide sudah ada untuk mengamankan permainan ini.







Asal usul Goa Pindul sendiri berasal dari kata pinggul yang melengkung cekung ke dalam. Menurut bapak ivan sebagai Guide mengatakan bahwa Goa Pindul sudah diobservasi selama 2 tahun oleh para ahli UGM dan menjadi keajaiban dunia yang berupa stalaktit dan stalakmitnya yang terbesar ke 4 diseluruh dunia. Untuk para pengunjung Goa Pindul harus bersabar karena fasilitas di objek wisata ini belum lengkap seperti WC umum yang minim, warung makan yang minim dan parkiran yang kecil. Hal ini akan terus ditingkatkan oleh pihak pengelola untuk memuaskan para wisatawan. Silahkan berkunjung di Objek wisata baru di Yogyakarta “Goa Pindul” yang menawarkan ke eksotisan dan memacu adrenalin para wisatawan.







Gedung Marabunta


Kota Semarang mempunyai bangunan-bangunan peninggalan kolonial Belanda yang luar biasa indah dibagian Kota Lama. Di dalam Kota Lama terdapat gedung-gedung tua yang bisa dijadikan objek wisata. Gedung tua itu bisa dijadikan tempat berfoto dan mengenang masa lalu. Banyak bangunan disana namun ada satu bangunan menarik yang mempunyai patung semut besar diatasnya. Gedung tua tersebut mempunyai nama yaitu Marabunta atau dikenal juga sebagai Little Nederland. 



Gedung Marabunta ini dibangun sekitar tahun 1854. Gedung Marabunta yang memiliki lengkung busur dan kolom langsing dengan sistem dinding menyangga dan dipasang bata rollag di atas pintu dan jendela. Dul, Gedung Marabunta bernama Schouwburg, yang dalam Bahasa Belanda berarti Teater, dan tidak ada patung semut di atasnya. Nama Marabunta dilekatkan menjadi nama gedung ini dan patung semut ditambahkan di atapnya dengan maksud tertentu.  Seperti yang dikatakan oleh Pak Rus, penjaga gedung  Marabunta ini, “Marabunta” memili arti sekelompok besar semut merah yang bermigrasi mengangkut makanan mereka. Gedung ini dijadikan simbol atas sifat semut yang suka bekerjasama, saling bahu-membahu untuk mencapai tujuan.

Pak Rus menunjukkan bagian paling istimewa dari Gedung Marabunta, yaitu langit-langit yang (katanya) merupakan lambung kapal yang dibalik. Langit-langit dan tiang-tiang penyangga ini dipertahankan seperti bentuk aslinya. Di bagian langit-langit, terdapat beberapa kipas angin bergaya kuno, sehingga suasana ja-dul semakin terasa kental.  Tak hanya langit-langit yang terbuat kayu, lantai aula pun terbuat dari kayu. Sebenarnya lantai gedung yang asli terbuat dari marmer, namun ketika proses replikasi, lantai ini sengaja dibuat dari kayu, agar serasi dengan langit-langit bangunan. Saya merasakan sendiri, memasuki aula ini seperti memasuki lorong waktu, seolah kita diajak kembali ke awal abad 20, ketika gedung ini masih berfungsi sebagai gedung pertunjukan.